Pages

Friday 1 February 2013

Roma, Kota Karya Seni Renaissance


Menapaki reruntuhan Kerajaan Romawi, bagaikan menjalani sejarah yang penuh cerita. Reruntuhan terdiri dari 22 bangunan, yang tak terbayangkan megah dan luasnya, seandainya masih utuh. The Arch of Septimius Severus, Basilica Giulia, The Temple of Julius Caesar dan The Colosseum, adalah reruntuhan yang banyak dikunjungi wisatawan.

The Colosseum menjadi salah satu simbol keabadian Roma. Awalnya bernama Flavian Amphitheatre, dibangun untuk menghormati keluarga Vespasian. Semasa Julius Caesar berkuasa, gedung melingkar tersebut dijadikan tempat laga gladiator.

Gereja Santa Maria yang dibangun pada abad XVI, bergaya Romanesque, selalu terlihat memesona. Pada dinding bagian depan terdapat topeng raksasa Bocca delta Verita (The Mouth of Truth). Menurut legenda, topeng tersebut digunakan untuk menghukum orang yang bersaksi palsu, dengan cara memasukkan tangan ke dalam mulut topeng. Bila berdusta, raiblah tangannya.

Indahnya Roma di malam hari dapat dinikmati dari atas bukit Monte Mario. Ketika malam semakin larut, angin berdesir menerpa pucuk-pucuk pohon zaitun. Dalam kegelapan terlihat kerlap-kerlip lampu kota Roma, seperti kunang-kunang terbang bebas. Keindahan yang nyata, tidak hanya di angan-angan.

Palazzo dan Piazza

Sebuah tawaran menelusuri kota dengan naik kereta kuda, membuat saya terlonjak senang. Lorong kota dipadati oleh bangunan dengan teras penuh bunga warna warni. Beberapa sudut kota dihiasi palazzo (istana) dan piazza (lapangan).

Menurut Signor Bianchini, sais kereta, keberadaan mafia di tahun 1860 merupakan produk masyarakat feodal. Mafioso menjadi perantara para tuan tanah yang tinggal di istana dengan rakyat biasa di lapangan. Namun, kini jaringan mafia selalu dihubungkan dengan politisi dan peredaran narkoba.

Gedung Balai Kota Roma, Piazza del Compidoglio, tidak hanya megah tetapi juga sangat luas. Terdiri dari tiga bangunan, Palazzo Nuovo di sebelah kiri, Palazzo Conservatori di sisi kanannya. Di bagian tengah, berdiri Palazzo Senatorio.

Di persimpangan via di San Marcello dan via delta Muratte, terlihat air mancur Fontana di Trevi yang dibangun oleh Nicolo Salvi pada pertengahan abad XVIII. Beberapa wisatawan tampak memejamkan mata lalu melempar koin ke air, dengan harapan suatu saat dapat kembali lagi mengunjungi Roma.

Konon, air yang mengucur tersebut dikumpulkan oleh para perawan di desa, untuk mandi Dewi Agrippa. Karena itu, air Fontana di Trevi disebut Acqua Vergine atau air perawan. Uang logam yang terkumpul di dasar kolam, secara berkala diambil untuk disumbangkan ke Palang Merah setempat.

Via del Corso menghubungkan Piazza Venezia dengan Piazza del Populo, menjadi tujuan mereka yang senang tampil trendi. Di sepanjang jalan berjajar toko busana, parfum, tas, dan sepatu karya perancang ternama. Koleksi Gucci, Armani dan Dior dapat menjadikan Anda berpenampilan romantic glam, anggun sekaligus terlihat mahal. Di sisi lain, pedagang kaki lima berteriak-teriak menjajakan cenderamata di pinggir jalan.

Ketika mulai terasa lelah, luruskan kaki pada deretan tangga Piazza di Spagna. Didesain oleh Francesco De Sanctis, di puncaknya berdiri kokoh Gereja Trinita dei Monti. Di depan tangga ada air mancur mungil. Airnya bening, membuat para wisatawan tergoda untuk mencelupkan jemari mereka.

Es Krim Buah Hutan

Roma selain menyimpan sudut kota antik dan cantik, juga memiliki selera kuliner yang bercita rasa tinggi. Kualitas rasanya prima, dan cara penyajiannya sangat dekoratif.

Gelato adalah es krim Italia dengan kandungan lemak rendah, es tersebut selalu menggoda dengan kreasi aneka rasa yang ditawarkan. Cobalah gelato rasa buah hutan liar, dipadu campuran buah musim semi. Saat mencecap, indra perasa bagaikan dibuai sensasi musim semi di hutan liar.

Mengunjungi Roma tanpa menikmati cappuccino, serasa belum sah datang di Italia. Banyak kafe berjajar di teras toko, menyediakan aneka minuman kopi, seperti cappuccino dan frappuccino. Biasanya cappuccino disajikan bersama cornetto atau croissant.

Secangkir cappuccino terdiri dari ramuan espresso (kopi hitam berkadar kafein tinggi), susu panas, dan susu berbusa. Jika tidak menyukai busanya, Anda bisa memesan cappuccino senza schiuma. Sementara frappuccino atau ice blended coffee terbuat dari campuran es batu, kopi, additional flavor (seperti vanila, karamel) yang diblender, di atasnya diberi whipped cream.

Singgahi salah satu kafe, nikmati secangkir cappuccino con cioccolato, cappuccino dengan larutan cokelat. Di antara rasa cokelat yang kental dan manis, lidah dibelai rasa espresso dengan aroma kopi yang kuat.

Romantisme Roma jadi makin terasa lekat, saat indra pencium mendukung indra perasa, lewat secangkir cappuccino.

0 comments:

Post a Comment

 

Blogger news

Blogroll

About